Bahaya! Jangan Pernah Lakukan 7 Hal Ini Saat Turun Gunung

7 hal bahaya saat turun gunung - Foto Jaenal Jalalludin

JelajahLagi.id - Saat mendaki gunung tak selamanya hanya tentang berjalan ke puncak gunung dengan mendaki dan menapaki jalur pendakian. Namun jangan pernah menyepelekan masalah saat kita turun gunung ya. Karena dalam setiap hal di dunia ini selalu ada pasangannya seperti hal nya mendaki gunung maka memiliki pasangan yakni turun gunung.

Dimana dalam perjalanan turun gunung ini memiliki resiko yang sama seperti saat kita berangkat mendaki dan hanya mungkin keril kita agak ringan karena logistik seperti air dan lainnya sudah kita gunakan selama perjalanan menuju puncak gunung dan di tempat camp. Meski begitu ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat turun gunung untuk kenyamanan kita, pengelola pendakian dan juga tentunya untuk gunung yang kita daki.


Inilah 7 hal yang harus di perhatikan dan dihindari saat turun gunung yang berhasil tim Jelajah Lagi rangkum khusus untuk kamu pembaca setia kami.


1. Telat Turun Gunung

Saat registrasi di basecamp pendakian kita akan diberikan formulir yang harus diisi untuk data pendaki dan juga biasanya ada beberapa peraturan yang ada disana. Dimana salah satunya yakni yang mengatur tentang waktu turun gunung. Biasanya ada gunung yang menerapkan sistem 2 hari 1 malam atau 2 Day 1 Night untuk lamanya waktu pendakian dan diharapkan melapor atau cek out di basecamp pendakian di hari terakhir sebelum malam.


Tentu aturan ini harus kita patuhi untuk kenyamanan bersama meskipun telat beberapa jam itu masih bisa di toleransi asal tidak sampai jauh lewat dari waktu akhir cek out yang disepakati di formulir tersebut. Mungkin bagi para pendaki hal tersebut tak begitu menjadi masalah. Tapi bagi basecamp pendakian hal ini akan menjadi masalah jika kamu telat turun gunung apalagi sampai nambah nginep semalam lagi.


Karena pasti pihak basecamp dan pengelola jalur pendakian akan khawatir dan pasti aka membuat tindakan antisipasi dengan menyusul kalian atau bahkan persiapan darurat operasi SAR. Jadi usahakan jangan telat turun gunung ya agar semua nyaman baik itu kamu dan teman-teman pendakianmu maupun para petugas di basecamp pendakiannya.


2. Tidak Menghitung Estimasi Waktu Turun Gunung

Nah ini pentingnya penentuan jadwal dalam pendakian gunung terutama jika besoknya kamu sudah harus masuk ke kantor dan bekerja lagi. Atau mengejar jadwal kereta pulang dan sesuatu yang penting lainnya seusai naik gunung. Oleh karena itu penentuan jadwal dan estimasi turun gunung ini sangat perlu kamu hitung dan rencanakan terlebih dahulu.


Biasanya waktu yang diperlukan untuk turun gunung adalah 2/3 dari waktu naik gunung tersebut. Dan hal ini tergantung dari panjang trek pendakian yang ada di gunung yang kita daki. Sehingga hitungan estimasi jam nya pun akan berbeda. Dan kita harus bisa mengukur dan menentukan waktu selama pendakian dan turun gunung agar bisa mengejar sesuatu yang penting selepas turun dari gunung.


Tapi ingat jangan karena pemandangan di puncak lagi bagus-bagusnya kamu malah kelamaan di puncak gunung buat foto-foto selfie bahkan bikin video tiktok dan boomerang berkali-kali hingga lupa dan gak mau turun. Padahal kamu besoknya harus masuk kerja dan juga seturun gunung harus mengejar jadwal kereta pulang atau kendaraan umum. Dan karena kelamaan di puncak bisa jadi kamu malah ketinggalan dan gak bisa mengejar jadwal kereta atau kendaraan umum lainnya. Alamat dimarahin si bos kalau kamu gak masuk kerja padahal ada kerjaan penting misalnya meeting bareng si Bos.


3. Turun Terburu-Buru

Nah ini dia yang biasanya menjadi awal dari sebuah resiko besar saat naik gunung baik itu terpeleset, terjerumus, terjungkal, terjatuh dan tak bisa bangkit lagi. Aku tenggelam dalam nyanyian luka (eh malah nyanyi).


Tapi memang terburu-buru saat turun gunung itu gak baik dan hanya akan bikin kamu susah loh. Hal tersebut karena saat turun gunung tenaga kita sudah menipis akan terbuang sia-sia  sehingga membuat kamu gak fokus sama jalur pendakian dan bisa saja kamu terjatuh dan tak bisa bangkit lagi. Atau bahkan bisa saja kamu lupa ngerem dan akhirnya malah terperosok ke jurang yang ada di pinggir jaur pendakian, kan ngeri kalau kaya gitu.


Soalnya saya sendiri juga pernah mengalami hal tersebut di pendakian pertama saya di Gunung Ciremai. Saat itu teman saya kebelet buang air dan akhirnya teman saya itu turun gunung dengan buru-buru dari pos lima hingga sampai pos satu untuk ke toilet buang air karena sudah kebelet banget. Dan akhirnya ia harus terjatuh sebanyak dua kali karena terburu-buru turun gunung bahkan dengan berlari padahal di sepanjang jalur pendakian banyak akar pohon. Jadi turunlah tanpa terburu-buru dan santai tapi cepat biar sama-sama enak dan bisa selamat hingga pulang ke rumah.


4. Mulai Turun Saat Malam Hari

Ini yang bahaya baik secara teknis maupun keadaan lingkungannya yaitu mulai turun saat malam hari. Karena pada malam hari sangat minim sekali penerangan dan tentunya udara dingin memang sangat berbahaya terlebih lagi jika fisik kita sedang tidak fit dan kehabisan tenaga setelah ke puncak gunung.


Selain itu perjalanan malam hari saat mendaki atau summit attack memang sangat berbeda dengan perjalanan turun gunung di malam hari. Karena saat summit attack badan kita masih dalam kondisi segar dan bekal pun masih lumayan banyak untuk mengisi ulang tenaga. Nah saat turun gunung terlebih malam hari maka kamu akan sedikit kesusahan karena tenaga yang telah terkuras. Ditambah lagi logistik yang semakin menipis serta udara yang juga menipis karena malam hari pohon dan tumbuhan di gunung juga ikut menghirup oksigen.


Bukan tak mungkin kamu akan kehilangan fokus saat perjalanan turun. Dan tak hanya itu kebanyakan melihat ke bawah untuk menerangi jalur dengan headlamp juga membuat pernafasan kita semakin susah dan juga bisa mengakibatkan kurang fokus bahkan kepala pusing karena kurang oksigen. Hal ini karena saat menunduk rongga kerongkongan kita akan menekuk dan hanya terbuka sedikit. Berbeda ketika summit attack dimana kita selalu mendongak keatas sehingga aliran udara di kerongkongan pun lancar jaya.


5. Meninggalkan Kawan Pendakian

Ingat ya kelompok pendakian gunung itu dari dulu sangat terkenal memiliki tingkat solidaritas yang kuat. Namun sekarang tak sedikit yang sudah kehilangan rasa solidaritasnya jangan kan dengan kelompok atau rombongan pendaki lain bahkan rombongan pendakian sendiri pun kadang malah ninggalin teman sekelompok.


Bahkan sepertinya para pendaki zaman sekarang terutama pemula tak sedikit yang sering meninggalkan teman sekelompok nya demi ingin cepat-cepat sampai ke basecamp. Bahkan tak jarang mereka malah lari-lari biar cepat sampai dan tak mempedulikan teman sependakian di belakangnya yang susah payah terus melangkah dengan tenaga dan logistik yang sudah menipis.


Bukan kah seharusnya pendaki gunung itu selalu sama-sama naik kita bareng-bareng dan turun pun begitu. Karena sejatinya makna dari pendakian gunung terletak pada solidaritas dan tak saling meninggalkan. Yakin deh rasanya ditinggalkan itu sakit banget loh apalagi ditinggalkan si dia pas lagi sayang-sayangnya udah gitu ketemu di gunung lagi dia muncak bareng gebetannya yang baru lalu disalip lagi sama mereka, eh.


6. Turun Tanpa Bekal Cadangan/Cemilan

Wah kalau ini sih mungkin banyak yang pernah ngalamin nih karena saking santainya dan pengin turun dengan keril yang tambah ringan. Maka sisa logistik kadang diberikan ke kelompok pendaki lain. Memang tak ada yang salah sih berbagi dengan kelompok lain tapi ingat kamu harus menyisakan bekal cadangan baik itu cemilan dan air minum untuk turun gunung ya. Baru tuh kalau memang ternyata masih ada sisa dan pengen berbagi bisa dikasihkan ke kelompok pendaki lain.


Karena kalau turun gunung tanpa bekal cadangan terutama air maka kita bisa dehidrasi loh karena kekurangan air minum. Selain itu kadang justru resiko terbesar saat naik gunung lebih banyak saat turun gunung. Karena fisik sudah semakin lelah sehingga kurang fokus. Dan bisa saja kejadian tak terduga terjadi kepada kita saat turun gunung seperti terperosok ke jurang karena salah ambil jalur dan terpeleset. Atau paling parah terpisah dengan rombongan dan tersesat di gunung.


Atau ada teman yang kram dan keseleo yang memaksa rombongan mu kembali bermalam di jalur pendakian sembari menunggu kondisi teman pendakian tersebut agak mendingan.


7. Lupa Bawa Turun Sampah

Kalau kamu tak siap untuk menjaga alam atau gunung dengan tak mengotorinya dengan sampah, maka lebih baik kamu tak usah mendaki gunung. Karena gunung bukanlah tempat sampah dan tak mengharapkan sampah yang kau hasilkan selama pendakian. Jadi bawalah turun semua sampahmu ketika mendaki gunung karena gunung pun tak mengharapkan sampah darimu.


Ingatlah kita mendaki gunung itu sebagai tamu maka dari itu jangan pernah meninggalkan apapun kecuali jejak di gunung. Jangan pernah mengambil apapun kecuali foto dan jangan pernah membunuh apapun kecuali waktu.


Ingat juga jika kamu tak membawa sampahmu turun dari gunung maka siap-siap saja mendapat sanksi berat dari pengelola dengan di blacklist dan tak boleh mendaki gunung tersebut dengan waktu yang tak sebentar. Jadi jangan lupa bawa turun lagi sampahmu ya saat mendaki. Jika tak bisa membawa sampah dari pendaki lain minimal kamu bawa sampahmu sendiri.


Itulah 7 hal yang harus dihindari saat kamu turun gunung agar pendakianmu lancar dan selamat hingga kembali ke rumah.


Salam lestari!
Bawalah turun sampahmu jangan bawa turun bunga edelweis dari gunung apalagi bawa kabur bunga desa dari basecamp, bisa digebukin warga sekampung, hehehe.

Redaksi Jelajah Lagi

Kami mengulas berbagai hal menarik tentang petualangan, pendakian gunung dan traveling serta perlengkapan outdoor untuk menunjang aktifitas alam bebas.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال